Diantara Iman Dan Logika, Kebimbangan Dan Hidup Dipimpin Oleh Allah
Roma 4:16
“Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, –“
“Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, –“
Banyak orang Kristen yang memperdebatkan iman dan logika, sebagian orang berkata beriman boleh saja tapi harus memakai logika.
‘Kalau dokter saja angkat tangan ya mana mungkin bisa sembuh?’
Begitulah kita berpikir jika ada teman atau saudara kita yang sedang dilanda sakit, yang nampaknya dengan cara medis sudah tidak dapat disembuhkan lagi.
Sebagaian lagi bahkan berkata tidak bisa hanya menggunakan iman, harus berusaha semaksimal mungkin, harus begini dan harus begitu. Jika dipandang dari segi Firman Tuhan, kita seharusnya tahu siapa yang menciptakan kita secara utuh dan cara berpikir manusia pada umumnya. Jelas sekali bahwa Tuhan yang menciptakan kita seutuhnya, oleh karena itu bukan harus memilih antara iman atau logika, bukan larut dalam kebingungan atau malah memperdebatkannya.
Tapi 4 hal ini adalah fakta penting mengenai iman dan logika:
- 1. Iman harus berada diatas logika
Kita harus selalu meletakkan iman diatas logika. Harus selalu seperti itu. Sebagai contoh: seorang dokter mungkin saja tidak bisa menyembuhkan seseorang yang sedang sakit, karena memang bukanlah dokter yang menciptakan kita – maka logikanya adalah Tuhan yang menciptakan tubuh kita seutuhnya. Masakan Dia yang telah menciptakan kita namun tidak bisa menyembuhkan ciptaan-Nya yang sedang sakit? Kita harus memiliki iman pada Tuhan, bahwa Dia sanggup menyembuhkan segala penyakit kita. Bahwa Tuhan yang menciptakan kita dan sanggup melakukan segala sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia bahkan sekalipun hal yang mustahil bagi Dokter. Logika-lah yang harus dikendalikan oleh iman, bukan sebaliknya.
- 2. Logika bukan musuh iman
- Bukan kita sering mempunyai pemikiran seperti ini:
- “Kalau sudah pakai iman, jangan pakai logika atau kalo sudah pakai logika tidak usah lagi beriman”.
Karena logika bukan musuh iman, namun logika harus dikendalikan dan ditentukan oleh iman. Jadi hendaknya kita mempunyai pemikiran seperti ini:
“Kalau saya khawatir, kalau saya takut, kalau saya ragu, berarti saya menghina Tuhan, kan? Tuhan kan yang menciptakan saya, Tuhan adalah Tuhan yang hebat, yang tidak pernah gagal, Tuhan juga pasti yang menjamin hidup saya, kan?”
- 3. Terlalu mengukur segala sesuatu dengan logika, bisa menghancurkan iman
Artinya adalah ketika kita membiarkan logika yang tidak terkendalikan oleh iman menguasai hidup kita, maka kita akan menjadi manusia yang menempatkan pikiran dan logika diatas segala apapun, kita akan selalu berpikir bahwa segala yang mustahil itu pasti tidak berasal dari Tuhan. Sebenarnya begini, bagaimana Tuhan yang luar biasa itu bisa masuk akal untuk pikiran kita? Dan bagaimana kita sebagai manusia yang diciptakan oleh-Nya dapat mengerti tentang pencipta kita? Jawabannya hanya satu: dengan iman.
- 4. Tuhan menciptakan logika bukan untuk kebimbangan tapi untuk kebenaran
Jangan biarkan logika kita menjadikan kita bimbang dalam menjalani hidup sehari-hari, sebab dimana ada kebimbangan disitu ada kesalahan tetapi dimana ada kebenaran disitu ada kemuliaan. Firman Tuhan bukanlah sesuatu untuk diperdebatkan atau menjadi kebimbangan, melainkan dilakukan dengan setia demi kemuliaan Tuhan.
Mari selalu kendalikan logika dibawah iman, bukan sebaliknya.
Selalu miliki keyakinan pada pencipta kita, bukan pada pemikiran kita semata. Tuhan adalah Allah yang dahsyat, yang sanggup melakukan hal-hal yang bahkan tidak bisa diterima oleh logika kita. Karena memang seharusnya seperti itu.